Sabtu, 17 Mei 2008

Saya sering ngintip saat dia mandi

Banjarnegara, CyberNews. Kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur kembali terjadi. Kali ini di dua tempat terpisah, masing-masing di Banjarnegara dan Cilacap. Pelakunya sama, semua oleh ayah tirinya. Tragisnya, atas perbuatan bejat orang dekatnya itu, kedua korban hamil. Kedua kasus tersebut kini ditangani polisi.

DI, seorang bocah berusia 14 tahun yang duduk di bangku kelas VI salah satu SD di Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara kini hamil delapan bulan, atas perbuatan tak senonoh ayah tirinya, Tujab (40).

Semula warga mengira membesarnya perut DI karena suatu penyakit, bukan karena hamil.

Dugaan warga akhirnya terbukti setelah DI mengaku beberapa kali dikerjai oleh bapak tirinya. "Hasil pemeriksaan Puskesmas, usia kandungan delapan bulan," ungkap Bowo, salah seorang tetangga korban.

Kemudian warga melaporkan kejadian ini kepada Polsek Karangkobar. Mendapatkan laporan ini Minggu (4/5) polisi menangkap Tujab. Tujab yang seorang pemulung di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah menikahi ibu kandung DI, Rani, sekitar dua tahun yang lalu.

Kapolres Banjarnegara AKBP Ermayudi Sumarsono melalui Kapolsek Karangkobar AKP Minarto membenarkan kejadian tersebut. Kasus ini tengah ditangani Polres Banjarnegara, dan tersangka Tujab sudah ditahan di Mapolres.

Nyaris dimassa

Di Cilacap, Edi Katiyo (37) seorang ayah yang tega menghamili anak tirinya mengaku perbuatannya dilakukan karena tergiur dengan kemolekan NM (14) anak yang dibawa oleh istrinya. Ia mengakui hal ini di depan petugas Polres Cilacap yang memeriksa diriya Senin (5/5) lalu.

Sebenarnya perbuatan biadab itu dilakukan sejak akhir November 2007 lalu, namun baru terbongkar akhir April, setelah diketahui NM yang tercatat sebagai siswi kelas 2 salah satu SMP di Sidareja perutnya membesar.

"Awalnya dulu saya sering lihat anak tiri saya mandi. Beberapa kali saya ngintip terus saya nggak kuat menahan diri," terang Edi di hadapan petugas yang memeriksanya.

Kasat Reskrim Polres Cilacap AKP Fahmi Arifriyanto menuturkan petugas yang diterjunkan untuk menangani kasus ini adalah bagian Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).

Warga yang mendengar kabar buruk tersebut merasa geram, bahkan nyaris terjadi tindakan anarkis. Beruntung saat itu pelaku berhasil meloloskan diri dari keberingasan warga. Begitupun saat ditangkap petugas, polisi terpaksa mengawalnya untuk menghindari perbuatan nekat warga. Sementara korban yang perutnya semakin membesar terpaksa memilih berhenti sekolah dengan kondisi kejiwaan yang dikabarkan mulai मेम्बैक
Pengeroyokan Taruna Akpol Dibawa Ke Peradilan उमुम
TEMPO Interaktif, Semarang:

Kasus penggeroyokan yang dilakukan 30 taruna Akademi Kepolisian Semarang terhadap rekannya, Sersan Mayor Taruna Tri Maduma Putra Siburian akan dibawa ke peradilan umum. "Karena itu kasus pidana," kata Kepala Bagian Publikasi Komisaris Besar Bambang Purwoko kepada Tempo di Semarang hari ini.


Tri dikeroyok karena diduga mencuri barang milik rekannya. Akibat pengeroyokan itu Tri terluka parah dan masih dirawat di Rumah Sakit Elizabeth Semarang. Adapun ke-30 rekannya masih menjalani pemeriksaan di Provos sejak 8 Mei lalu.

Menurut Bambang, jalur pengadilan umum akan dilakukan setelah proses di internal Akpol selesai. Proses internal itu adalah sidang dewan akademik yang dipimpin Gubernur Akpol Brigadir Jenderal Sutjiptadi.

Remaja Keroyok पोलिसी
TEMPO Interaktif, Jakarta:
Sepasang remaja 17 tahun, Abdul Aziz dan Ali, ditangkap polisi lantaran memukuli Brigadir Dua Dedy Nanang Setiawan, seorang anggota polisi dari Kompi 3 Satuan Pengendalian Masyarakat Direktorat Samapta Polda Metro Jaya. Biang persoalannya sepele, kedua remaja yang mengendarai sebuah mobil itu merasa jalannya dihalangi Dedy di Jalan Raya Condet, Jakarta Timur.

Pemukulan itu terjadi hari selasa malam kemarin. Dedy melintas di jalan tersebut dengan motornya. Tepat di Gang Olahraga, Dedy menghentikan motornya karena berpapasan dengan mobil remaja itu.

Abdul dan Aziz lantas memaki-maki Dedy. Salah seorang malah mengayunkan pintu mobil yang membuat motor Dedy terjatuh. Tanpa basa-basi, kedua remaja warga Jalan Bina Marga, Ceger, Jakarta Timur, itu lantas turun dan mengeroyoknya.

Akibatnya muka dan hidung Dedy memar. Dia sempat dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Pemukulan itu dilerai oleh Angga Sandika Putra, seorang anggota Satpol PP. Dedy pun memperlihatkan kartu anggota polisinya yang membuat kedua remaja yang kalap itu kaget.

Dedy dan Angga lalu menggelandang keduanya ke kantor polisi। "Untuk sementara, pelaku ditahan di Polsek Kramat Jati," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar I Ketut Untung Yoga Ana di kantornya hari ini।

Hah!!! Tiga Kepala Manusia Dicuri dari Kuburan

Sabtu, 17 Mei 2008 | 18:01 WIB
Laporan Wartawan Pos Kupang, Freddy Hayong

ATAMBUA, SABTU
- Gila! Tiga tengkorak milik satu keluarga di Kampung Salore, Desa Halilulik, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu-NTT, Jumat (16/5) tengah malam dicuri orang tak dikenal di pekuburan umum di wilayah itu. Hilangnya ketiga kepala anak-anak rata-rata berusia di bawah lima tahun itu membuat geger warga setempat.

Hingga kini belum diketahui motif juga pelaku yang mencuri kepala manusia ini. Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Halilulik, Ipda Adrian Medah, ketika dikonfirmasi Pos Kupang melalui hand phone-nya, Sabtu (17/5) membenarkan peristiwa hilangnya kepala manusia itu.

Adrian menjelaskan, kasus hilangnya tiga kepala manusia di Halilulik ini sempat membuat geger masyarakat setempat. Warga tidak pernah menyangka kalau ada oknum tak dikenal nekad mencuri kepala yang sudah membusuk di dalam tanah itu. Peristiwa ini diketahui ketika pihak keluarga pada Sabtu (17/5/2008) pagi menjumpai tanah di atas kuburan seperti digali. Setelah diselidiki oleh keluarga dengan menggali kuburan dimaksud ternyata hanya tersisa tengkorak dari leher hingga kaki sementara bagian kepala lenyap.

"Aparat di Polsek Halilulik baru mendapat laporan dari keluarga pada Sabtu (17/5/2008) pagi. Keluarga menyampaikan kalau mereka tidak menemukan lagi tengkorak kepala di kuburan. Tengkorak kepala yang hilang berjumlah tiga orang dan hingga kini belum diketahui siapa yang mencuri dan dibawa kemana tengkorak kepala manusia itu," jelas Adrian.

Ditanya apakah ada motif tertentu dari hilangnya kepala manusia ini, Adrian mengatakan, pihaknya hingga kini masih melakukan penyelidikan. Untuk mengetahui motif utama apakah untuk memperdalam ilmu hitam ataukah ada tujuan lain baru bisa diketahui setelah pelakunya tertangkap. Meski begitu, jajaran Polsek Halilulik akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengungkap tabir hilangnya kepala manusia secara misterius ini.

"Kami minta dukungan dari masyarakat setempat untuk membantu aparat kepolisian mengungkap kasus ini। Kalau mengetahui ada lokasi atau orang yang dicurigai melakukan pencurian kepala manusia ini mohon disampaikan kepada aparat keamanan terdekat," harapnya. (**

Firdasari Gagal, China Pertahankan Gelar Piala उबेर
JAKARTA, SABTU - Indonesia harus mengakui kehebatan China yang akhirnya menjadi juara Piala Uber. Tunggal kedua Indonesia, Adriyanti Firdasari, yang tampil di partai ketiga final Bank BRI Thomas & Uber Cup 2008, Sabtu (17/5), di Istora Senayan Jakarta, tak berdaya ketika melawan Lu Lan karena kalah dua set, 12-21 10-21.

Dengan demikian, China menang telak 3-0. Sebelumnya, negeri tirai bambu itu mendulang angka dari tunggal pertama, Xie Xingfang yang menang stright set atas Maria Kristin, disusul kesuksesan ganda putri nomor satu dunia, Yang Wei/Zhang Jiewen, yang menang rubber set atas Lilyana Natsir/Vita Marissa.

Menghadapi Lu Lan, Firdasari memang kelihatan masih kalah kelas. Berbagai upaya dilakukan tunggal kedua Merah-putih itu, tetap selalu saja bisa diatasi oleh Lu Lan.

Sebaliknya, drop shot dan smesh pebulutangkis nomor dua dunia tersebut membuat Firdasari keteteran. Alhasil, poin demi poin bisa dikumpulkan Lu Lan sehingga dia terus melejit dan menyudahi set pertama dengan skor 21-12.

Pada set kedua, dominasi Lu Lan tak bisa dibendung. Firdasari yang berusaha mengeluarkan seluruh kemampuannya serta mendapat dukungan dari puluhan ribu suporter Indonesia, sangat kesulitan mengumpulkan angka dan akhirnya perolehan poinnya berhenti di angka 10.

Kemenangan Lu Lan itu memastikan China mempertahankan Piala Uber untuk kali keenam secara berturut-turut. Dengan demikian, secara keseluruhan China sudah 11 kali memboyong trofi paling bergengsi untuk turnamen beregu putri tersebut, dan Indonesia harus melupakan impian untuk mengulangi prestasi tahun 1996.

Tak seperti ketika tim Thomas Indonesia kalah dari Korea di semifinal, suporter tampaknya puas dengan apa yang ditunjukkan para pemain Piala Uber. Mereka tetap memberikan dukungan dan tak beranjak dari tempat duduk saat penyerahan trofi bagi tim China dan pengalungan medali bagi tim Indonesia.

0 Comments: