Kamis, 29 Mei 2008

Sebuah alat kerja yang menjadi pengaman diri lupa


Hari ini Tanggal 28 Bulan 5 2008 Itu adalah sebuah kenagan yang mengerikan , waku ada pemasangan Internet wirless di bogor tepat nya di NET EZY Bogor saya melaju kencang untuk menuju NET EZY setelah sampai antena dan radio telah di rangkai ternyata ada satu yang ketinggalan yaitu alat pengaman harness namanya alat yang satu ini yang biasanya buat pengaman memanjat tower, ternyata ketinggalan binggung jadinya untuk memasang antena dan radio di tower yang kurang lebih nya ketinggianya hampir 40 meter, berhenti sejenak aq merenung bagai mana caranya untuk antena dan radio bisa terpasang sedang kan itu harus selesai , 2 detik kemudian muncul pikiran yang mana tas leptop yang aq bawa aq lepas aq ambil talinya dan saya buat harness dengan hati yang cemas aq yakin ALLAH pasti melindungi saya dan ahirnya antena dan radio pun terpasang juga dengan selamat tidak ada halangan suatu apapun itulah sedikit pengalaman yang mengerikan namun semua itu karena dengan keburu buru coba kalo bernagkat tidak keburu buru mungkin tidak akan sampai ketinggalan dan tidak ada cerita mengerikan , namun semua itu di lakukan hanya untuk menambah manusia agar selalu hati hati dan teliti tak pernah terbayang kan akan terjadi ,Menjejak pada bumi langkah ku Meniti arah jalan berpaku Tak seorangpun dapat menahanku jiwaku kini daging busuk Tak sedikit pun dapat kureguk Hanya anyir ku peluk Selama jua roh merasuk Walau petir menyayat kulitku Aku akan tetap berdiri dan berlari Tak peduli raga membeku ini kampungku rumahnya ramah tamah rimbun bambu yang terhuyung mengajakmu berjabat tangan bukan kisruh ini kampungku halamanya desir-desir angin yang melagukan sulingan anak petani yang mengiring harum-harum cemara ini kampungku jalannya bukit-bukit hijau yang bersungai yang teguh menopang kabut-kabut perak yang anggun bergaya ditiap kening matamu (berlanjut)........http://www.microcom.us/index.html

Minggu, 25 Mei 2008

Prabu Jayabaya raja Kediri

Prabu Jayabaya raja Kediri bertemu pendita dari Rum yang sangat sakti, Maulana Ali Samsuyen. Ia pandai meramal serta tahu akan hal yang belum terjadi. Jayabaya lalu berguru padanya, sang pendeta menerangkan berbagai ramalan yang tersebut dalam kitab Musaror dan menceritakan penanaman orang sebanyak 12.000 keluarga oleh utusan Sultan Galbah di Rum, orang itu lalu ditempatkan di pegunungan Kendeng, lalu bekerja membuka hutan tetapi banyak yang mati karena gangguan makhluk halus, jin dsb, itu pada th rum 437, lalu Sultan Rum memerintahkan lagi di Pulau Jawa dan kepulauan lainnya dgn mengambil orang dari India, Kandi, Siam. Sejak penanaman orang-orang ini sampai hari kiamat kobro terhitung 210 tahun matahari lamanya atau 2163 tahun bulan, Sang pendeta mengatakan orang di Jawa yang berguru padanya tentang isi ramalan hanyalah Hajar Subroto di G. Padang. Beberapa hari kemudian Jayabaya menulis ramalan Pulau Jawa sejak ditanami yang keduakalinya hingga kiamat, lamanya 2.100 th matahari. Ramalannya menjadi Tri-takali, yaitu :

I. Jaman permulaan disebut KALI-SWARA, lamanya 700 th matahari (721 th bulan). Pada waku itu di jawa banyak terdengar suara alam, gara-gara geger, halintar, petir, serta banyak kejadian-kejadian yang ajaib dikarenakan banyak manusia menjadi dewa dan dewa turun kebumi menjadi manusia.

II. Jaman pertengahan disebut KALI-YOGA, banyak perobahan pada bumi,bumi belah menyebabkan terjadinya pulau kecil-kecil, banyak makhluk yang
salah jalan, karena orang yang mati banyak menjelma (nitis).

III. Jaman akhir disebut KALI-SANGARA, 700 th. Banyak hujan salah mangsa dan banyak kali dan bengawan bergeser, bumi kurang manfaatnya, menghambat datangnya kebahagian, mengurangi rasa-terima, sebab manusia yang yang mati banyak yang tetap memegang ilmunya.

Ramalan Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang dipercaya ditulis oleh Jayabaya, raja Kerajaan Kediri. Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa.
Soal percaya atau tidak itu tergantung dari pribadi masing masing.
tetapi bila dicermati lebih dalam banyak hal-hal yang sangat relevan dengan kondisi saat ini.

Misal :

- Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran = saat ini benar benar terjadi dengan berseliwerannya kendaraan.
- Prahu mlaku ning duwur awang-awang = saat ini juga telah menjadi kenyataan yakni adanya pesawat terbang.
- Wong wadhon nganggo pakain lanang = sudah tidak asing lagi seorang perempuan mengenakan pakaian laki-laki.
dan masih banyak lagi ,...
apakah ramalan Jayabaya benar-benar akan menjadi kenyataan,...hanya Allah yang maha tahu,.....

Ramalan Jayabaya selengkapnya

00. Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran --- Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
01. Tanah Jawa kalungan wesi --- Pulau Jawa berkalung besi.
02. Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang --- Perahu berlayar di ruang angkasa.
03. Kali ilang kedhunge --- Sungai kehilangan lubuk.
04. Pasar ilang kumandhang --- Pasar kehilangan suara.
05. Iku tandha yen tekane jaman Jayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda jaman Jayabaya telah mendekat.
06. Bumi saya suwe saya mengkeret --- Bumi semakin lama semakin mengerut.
07. Sekilan bumi dipajeki --- Sejengkal tanah dikenai pajak.
08. Jaran doyan mangan sambel --- Kuda suka makan sambal.
09. Wong wadon nganggo pakeyan lanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki.
10. Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking jaman--- Itu pertanda orang akan mengalami jaman berbolak-balik
11. Akeh janji ora ditetepi --- Banyak janji tidak ditepati.
12. Akeh wong wani nglanggar sumpahe dhewe--- Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
13. Manungsa padha seneng nyalah--- Orang-orang saling lempar kesalahan.
14. Ora ngendahake hukum Allah--- Tak peduli akan hukum Allah.
15. Barang jahat diangkat-angkat--- Yang jahat dijunjung-junjung.
16. Barang suci dibenci--- Yang suci (justru) dibenci.
17. Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit--- Banyak orang hanya mementingkan uang.
18. Lali kamanungsan--- Lupa jati kemanusiaan.
19. Lali kabecikan--- Lupa hikmah kebaikan.
20. Lali sanak lali kadang--- Lupa sanak lupa saudara.
21. Akeh bapa lali anak--- Banyak ayah lupa anak.
22. Akeh anak wani nglawan ibu--- Banyak anak berani melawan ibu.
23. Nantang bapa--- Menantang ayah.
24. Sedulur padha cidra--- Saudara dan saudara saling khianat.
25. Kulawarga padha curiga--- Keluarga saling curiga.
26. Kanca dadi mungsuh --- Kawan menjadi lawan.
27. Akeh manungsa lali asale --- Banyak orang lupa asal-usul.
28. Ukuman Ratu ora adil --- Hukuman Raja tidak adil
29. Akeh pangkat sing jahat lan ganjil--- Banyak pejabat jahat dan ganjil
30. Akeh kelakuan sing ganjil --- Banyak ulah-tabiat ganjil
31. Wong apik-apik padha kapencil --- Orang yang baik justru tersisih.
32. Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin --- Banyak orang kerja halal justru malu.
33. Luwih utama ngapusi --- Lebih mengutamakan menipu.
34. Wegah nyambut gawe --- Malas menunaikan kerja.
35. Kepingin urip mewah --- Inginnya hidup mewah.
36. Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka --- Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka.
37. Wong bener thenger-thenger --- Si benar termangu-mangu.
38. Wong salah bungah --- Si salah gembira ria.
39. Wong apik ditampik-tampik--- Si baik ditolak ditampik.
40. Wong jahat munggah pangkat--- Si jahat naik pangkat.
41. Wong agung kasinggung--- Yang mulia dilecehkan
42. Wong ala kapuja--- Yang jahat dipuji-puji.
43. Wong wadon ilang kawirangane--- perempuan hilang malu.
44. Wong lanang ilang kaprawirane--- Laki-laki hilang perwira/kejantanan
45. Akeh wong lanang ora duwe bojo--- Banyak laki-laki tak mau beristri.
46. Akeh wong wadon ora setya marang bojone--- Banyak perempuan ingkar pada suami.
47. Akeh ibu padha ngedol anake--- Banyak ibu menjual anak.
48. Akeh wong wadon ngedol awake--- Banyak perempuan menjual diri.
49. Akeh wong ijol bebojo--- Banyak orang tukar pasangan.
50. Wong wadon nunggang jaran--- Perempuan menunggang kuda.
51. Wong lanang linggih plangki--- Laki-laki naik tandu.
52. Randha seuang loro--- Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).
53. Prawan seaga lima--- Lima perawan lima picis.
54. Dhudha pincang laku sembilan uang--- Duda pincang laku sembilan uang.
55. Akeh wong ngedol ngelmu--- Banyak orang berdagang ilmu.
56. Akeh wong ngaku-aku--- Banyak orang mengaku diri.
57. Njabane putih njerone dhadhu--- Di luar putih di dalam jingga.
58. Ngakune suci, nanging sucine palsu--- Mengaku suci, tapi palsu belaka.
59. Akeh bujuk akeh lojo--- Banyak tipu banyak muslihat.
60. Akeh udan salah mangsa--- Banyak hujan salah musim.
61. Akeh prawan tuwa--- Banyak perawan tua.
62. Akeh randha nglairake anak--- Banyak janda melahirkan bayi.
63. Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne--- Banyak anak lahir mencari bapaknya.
64. Agama akeh sing nantang--- Agama banyak ditentang.
65. Prikamanungsan saya ilang--- Perikemanusiaan semakin hilang.
66. Omah suci dibenci--- Rumah suci dijauhi.
67. Omah ala saya dipuja--- Rumah maksiat makin dipuja.
68. Wong wadon lacur ing ngendi-endi--- Di mana-mana perempuan lacur
69. Akeh laknat--- Banyak kutukan
70. Akeh pengkianat--- Banyak pengkhianat.
71. Anak mangan bapak---Anak makan bapak.
72. Sedulur mangan sedulur---Saudara makan saudara.
73. Kanca dadi mungsuh---Kawan menjadi lawan.
74. Guru disatru---Guru dimusuhi.
75. Tangga padha curiga---Tetangga saling curiga.
76. Kana-kene saya angkara murka --- Angkara murka semakin menjadi-jadi.
77. Sing weruh kebubuhan---Barangsiapa tahu terkena beban.
78. Sing ora weruh ketutuh---Sedang yang tak tahu disalahkan.
79. Besuk yen ana peperangan---Kelak jika terjadi perang.
80. Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor---Datang dari timur, barat, selatan, dan utara.
81. Akeh wong becik saya sengsara--- Banyak orang baik makin sengsara.
82. Wong jahat saya seneng--- Sedang yang jahat makin bahagia.
83. Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul--- Ketika itu burung gagak dibilang bangau.
84. Wong salah dianggep bener---Orang salah dipandang benar.
85. Pengkhianat nikmat---Pengkhianat nikmat.
86. Durjana saya sempurna--- Durjana semakin sempurna.
87. Wong jahat munggah pangkat--- Orang jahat naik pangkat.
88. Wong lugu kebelenggu--- Orang yang lugu dibelenggu.
89. Wong mulya dikunjara--- Orang yang mulia dipenjara.
90. Sing curang garang--- Yang curang berkuasa.
91. Sing jujur kojur--- Yang jujur sengsara.
92. Pedagang akeh sing keplarang--- Pedagang banyak yang tenggelam.
93. Wong main akeh sing ndadi---Penjudi banyak merajalela.
94. Akeh barang haram---Banyak barang haram.
95. Akeh anak haram---Banyak anak haram.
96. Wong wadon nglamar wong lanang---Perempuan melamar laki-laki.
97. Wong lanang ngasorake drajate dhewe---Laki-laki memperhina derajat sendiri.
98. Akeh barang-barang mlebu luang---Banyak barang terbuang-buang.
99. Akeh wong kaliren lan wuda---Banyak orang lapar dan telanjang.
100. Wong tuku ngglenik sing dodol---Pembeli membujuk penjual.
101. Sing dodol akal okol---Si penjual bermain siasat.
102. Wong golek pangan kaya gabah diinteri---Mencari rizki ibarat gabah ditampi.
103. Sing kebat kliwat---Siapa tangkas lepas.
104. Sing telah sambat---Siapa terlanjur menggerutu.
105. Sing gedhe kesasar---Si besar tersasar.
106. Sing cilik kepleset---Si kecil terpeleset.
107. Sing anggak ketunggak---Si congkak terbentur.
108. Sing wedi mati---Si takut mati.
109. Sing nekat mbrekat---Si nekat mendapat berkat.
110. Sing jerih ketindhih---Si hati kecil tertindih
111. Sing ngawur makmur---Yang ngawur makmur
112. Sing ngati-ati ngrintih---Yang berhati-hati merintih.
113. Sing ngedan keduman---Yang main gila menerima bagian.
114. Sing waras nggagas---Yang sehat pikiran berpikir.
115. Wong tani ditaleni---Si tani diikat.
116. Wong dora ura-ura---Si bohong menyanyi-nyanyi
117. Ratu ora netepi janji, musna panguwasane---Raja ingkar janji, hilang wibawanya.
118. Bupati dadi rakyat---Pegawai tinggi menjadi rakyat.
119. Wong cilik dadi priyayi---Rakyat kecil jadi priyayi.
120. Sing mendele dadi gedhe---Yang curang jadi besar.
121. Sing jujur kojur---Yang jujur celaka.
122. Akeh omah ing ndhuwur jaran---Banyak rumah di punggung kuda.
123. Wong mangan wong---Orang makan sesamanya.
124. Anak lali bapak---Anak lupa bapa.
125. Wong tuwa lali tuwane---Orang tua lupa ketuaan mereka.
126. Pedagang adol barang saya laris---Jualan pedagang semakin laris.
127. Bandhane saya ludhes---Namun harta mereka makin habis.
128. Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan---Banyak orang mati lapar di samping makanan.
129. Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara---Banyak orang berharta tapi hidup sengsara.
130. Sing edan bisa dandan---Yang gila bisa bersolek.
131. Sing bengkong bisa nggalang gedhong---Si bengkok membangun mahligai.
132. Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil---Yang waras dan adil hidup merana dan tersisih.
133. Ana peperangan ing njero---Terjadi perang di dalam.
134. Timbul amarga para pangkat akeh sing padha salah paham---Terjadi karena para pembesar banyak salah faham.
135. Durjana saya ngambra-ambra---Kejahatan makin merajalela.
136. Penjahat saya tambah---Penjahat makin banyak.
137. Wong apik saya sengsara---Yang baik makin sengsara.
138. Akeh wong mati jalaran saka peperangan---Banyak orang mati karena perang.
139. Kebingungan lan kobongan---Karena bingung dan kebakaran.
140. Wong bener saya thenger-thenger---Si benar makin tertegun.
141. Wong salah saya bungah-bungah---Si salah makin sorak sorai.
142. Akeh bandha musna ora karuan lungane---Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe Banyak harta hilang entah ke mana, Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa.
143. Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram---Banyak barang haram, banyak anak haram.
144. Bejane sing lali, bejane sing eling---Beruntunglah si lupa, beruntunglah si sadar.
145. Nanging sauntung-untunge sing lali---Tapi betapapun beruntung si lupa.
146. Isih untung sing waspada---Masih lebih beruntung si waspada.
147. Angkara murka saya ndadi---Angkara murka semakin menjadi.
148. Kana-kene saya bingung---Di sana-sini makin bingung.
149. Pedagang akeh alangane---Pedagang banyak rintangan.
150. Akeh buruh nantang juragan---Banyak buruh melawan majikan.
151. Juragan dadi umpan---Majikan menjadi umpan.
152. Sing suwarane seru oleh pengaruh---Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.
153. Wong pinter diingar-ingar---Si pandai direcoki.
154. Wong ala diuja---Si jahat dimanjakan.
155. Wong ngerti mangan ati---Orang yang mengerti makan hati.
156. Bandha dadi memala---Hartabenda menjadi penyakit
157. Pangkat dadi pemikat---Pangkat menjadi pemukau.
158. Sing sawenang-wenang rumangsa menang --- Yang sewenang-wenang merasa menang
159. Sing ngalah rumangsa kabeh salah---Yang mengalah merasa serba salah.
160. Ana Bupati saka wong sing asor imane---Ada raja berasal orang beriman rendah.
161. Patihe kepala judhi---Maha menterinya benggol judi
162. Wong sing atine suci dibenci---Yang berhati suci dibenci
163. Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat---Yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa.
164. Pemerasan saya ndadra---Pemerasan merajalela.
165. Maling lungguh wetenge mblenduk --- Pencuri duduk berperut gendut.
166. Pitik angrem saduwure pikulan---Ayam mengeram di atas pikulan.
167. Maling wani nantang sing duwe omah---Pencuri menantang si empunya rumah.
168. Begal pada ndhugal---Penyamun semakin kurang ajar.
169. Rampok padha keplok-keplok---Perampok semua bersorak-sorai.
170. Wong momong mitenah sing diemong---Si pengasuh memfitnah yang diasuh
171. Wong jaga nyolong sing dijaga---Si penjaga mencuri yang dijaga.
172. Wong njamin njaluk dijamin---Si penjamin minta dijamin.
173. Akeh wong mendem donga---Banyak orang mabuk doa.
174. Kana-kene rebutan unggul---Di mana-mana berebut menang.
175. Angkara murka ngombro-ombro---Angkara murka menjadi-jadi.
176. Agama ditantang---Agama ditantang.
177. Akeh wong angkara murka---Banyak orang angkara murka.
178. Nggedhekake duraka---Membesar-besarkan durhaka.
179. Ukum agama dilanggar---Hukum agama dilanggar.
180. Prikamanungsan di-iles-iles---Perikemanusiaan diinjak-injak.
181. Kasusilan ditinggal---Tata susila diabaikan
182. Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi---Banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi.
183. Wong cilik akeh sing kepencil---Rakyat kecil banyak tersingkir.
184. Amarga dadi korbane si jahat sing jajil---Karena menjadi kurban si jahat si laknat.
185. Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit---Lalu datang Raja berpengaruh dan berprajurit.
186. Lan duwe prajurit---Dan punya prajurit.
187. Negarane ambane saprawolon---Lebar negeri seperdelapan dunia.
188. Tukang mangan suap saya ndadra---Pemakan suap semakin merajalela.
189. Wong jahat ditampa---Orang jahat diterima.
190. Wong suci dibenci---Orang suci dibenci.
191. Timah dianggep perak---Timah dianggap perak.
192. Emas diarani tembaga---Emas dibilang tembaga
193. Dandang dikandakake kuntul---Gagak disebut bangau.
194. Wong dosa sentosa---Orang berdosa sentosa.
195. Wong cilik disalahake---Rakyat jelata dipersalahkan.
196. Wong nganggur kesungkur---Si penganggur tersungkur.
197. Wong sregep krungkep---Si tekun terjerembab.
198. Wong nyengit kesengit---Orang busuk hati dibenci.
199. Buruh mangluh---Buruh menangis.
200. Wong sugih krasa wedi---Orang kaya ketakutan.
201. Wong wedi dadi priyayi---Orang takut jadi priyayi.
202. Senenge wong jahat---Berbahagialah si jahat.
203. Susahe wong cilik---Bersusahlah rakyat kecil.
204. Akeh wong dakwa dinakwa---Banyak orang saling tuduh.
205. Tindake manungsa saya kuciwa---Ulah manusia semakin tercela.
206. Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi---Para raja berunding negeri mana yang dipilih dan disukai.
207. Wong Jawa kari separo---Orang Jawa tinggal separo.
208. Landa-Cina kari sejodho --- Belanda-Cina tinggal sepasang.
209. Akeh wong ijir, akeh wong cethil---Banyak orang kikir, banyak orang pelit.
210. Sing eman ora keduman---Si hemat tidak mendapat bagian.
211. Sing keduman ora eman---Yang mendapat bagian tidak berhemat.
212. Akeh wong mbambung---Banyak orang berulah dungu.
213. Akeh wong limbung---Banyak orang limbung.
214. Selot-selote mbesuk wolak-waliking jaman teka---Lambat-laun datanglah kelak terbaliknya jaman.

Kedhutan

Wong jawa pancen unik , apa saja bisa dijadikan pertanda, mulai ngimpi nganti kedhutan ya dianggeb sebagai pertanda.

Bila ada kedutan pada sekujur kepala, maka alamat akan mendapat harta dan dikasihani orang lain.
Bila ada kedutan pada dahi bagian kanan, maka alamat akan mendapat harta yang halal.
Bila ada kedutan pada dahi bagian kiri, maka alamat akan mendapat kebahagian dari sanak kerabata, handai tolan dan merasa senang.
Bila ada kedutan pada ubun-ubun, maka alamat akan diangkat menjadi seorang pejabat.
Bila ada kedutan pada alis bagian kanan, maka alamat akan melihat kekasihnya.
Bila ada kedutan pada alis bagian kiri, maka alamat akan melihat kekasihnya.
Bila ada kedutan pada pelupuk mata, bagian kanan, maka alamat akan mendapat harta yang halal.
Bila ada kedutan pada pelupuk mata bagian kiri, maka alamat akan bertemu dengan orang tuanya yang datang dari jauh.
Bila ada kedutan pada pelupuk mata bawah bagian kanan, maka alamat akan menangis.
Bila ada kedutan pada pelupuk mata bawah bagian kiri, maka alamat akan berjaga-jaga / waspada.

Bila ada kedutan pada telinga kanan, maka alamat akan mendapat harta yang baik.
Bila ada kedutan pada telinga kiri, maka, alamat akan kedatangan keluarga dari jauh.
Bila ada kedutan pada belakang telinga, kanan, maka alamat akan mendapat uang.
Bila ada kedutan pada belakang telinga, kiri, maka alamat akan sindiran orang lain..
Bila ada kedutan pada pelipis kanan, maka alamat akan mendapat kesenangan.
Bila ada kedutan pada pelipis kiri, maka alamat akan marah dan kehilangan.

Bila ada kedutan pada pipi kanan, maka alamat akan mendapatkan pekerjaan.
Bila ada kedutan pada pipi kiri, maka alamat akan sakit di perantauan.

Bila ada kedutan pada lambung bagian kanan, maka alamat akan bantah-bantahan.
Bila ada kedutan pada lambung bagian kiri, maka alamat akan berbicara jelek.

Bila ada kedutan pada dagu bagian kanan, maka alamat akan dimuliakan oleh orang tua atau mendapat harta.
Bila ada kedutan pada dagu bagian kiri, maka alamat akan mendapat pekerjaan dari seorang kepala.

Bila ada kedutan pada tenggorokan bagian kanan, maka alamat akan mendapat kesusahan.
Bila ada kedutan pada tenggorokan kiri, maka alamat akan mendapat kesenangan.

Bila ada kedutan pada leher bagian kanan, maka alamat akan sakit dari marabahaya.
Bila ada kedutan pada leher bagian kiri, maka alamat akan mendapat kesenagan atau akan berjalan jauh.

Bila ada kedutan pada ketiak bawah bagian kanan, maka alamat akan kehilangan
Bila ada kedutan pada ketiak bawah bagian kiri, maka alamat akan ada berita dari jauh

Bila ada kedutan pada pundak bagian kanan, maka alamat akan bantah-bantahan
Bila ada kedutan pada pundak bagian kiri, maka alamat akan dicintai orang lain

Bila ada kedutan pada belikat bagian kanan, maka alamat akan mendapat kesenangan.
Bila ada kedutan pada belikat bagian kiri, maka alamat akan dimuliakan oleh orang lain.
Bila ada kedutan pada belikat bagian kiri, maka alamat akan dimuliakan oleh orang lain.

Bila ada kedutan pada perut bagian kanan, maka alamat akan mendapat rizqi yang banyak.
Bila ada kedutan pada perut bagian kiri, maka alamat akan mendapat kebaikan.

Bila ada kedutan pada lengan kanan, maka alamat akan bertemu dengan kekasihnya.
Bila ada kedutan pada lengan kiri, maka alamat akan dilamar orang atau mendapat uang namun lama.
Bila ada kedutan pada siku kanan, maka alamat akan marah.
Bila ada kedutan pada siku kiri, maka alamat akan datang kekasihnya.
Bila ada kedutan pada telapak tangan kanan, maka alamat akan mendapat harta.
Bila ada kedutan pada telapak tangan kiri, maka alamat akan mendapat harta dari orang lain.

Bila ada kedutan pada punggung bagian kanan, maka alamat akan kedatangan penghulu.
Bila ada kedutan pada punggung bagian kiri, maka alamat akan berbuat jelek.
Bila ada kedutan pada pantat bagian kanan, maka alamat akan kedatangan sanak famili.
Bila ada kedutan pada pantat bagian kiri, maka alamat akan kawin.

Bila ada kedutan pada tumit bagian kanan, maka alamat akan mendapat kesenangan atau akan berjalan jauh.
Bila ada kedutan pada tumit bagian kiri, maka alamat akan mendapat uang.
Bila ada kedutan pada telapak kaki kanan, maka alamat akan berjaga-jaga / berprihatin.
Bila ada kedutan pada telapak kaki kiri, maka alamat akan bepergian jauh.

,

Sistim Penanggalan Jawa

Sistim Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistim penanggalan lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia, dapat disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan jawa sebagai berikut :

1. Pancawara – Pasaran; Perhitungan hari dengan siklus 5 harian :

1. Kliwon/ Kasih
2. Legi / Manis
3. Pahing / Jenar
4. Pon / Palguna
5. Wage / Kresna/ Langking

2. Sadwara – Paringkelan, Perhitungan hari dengan siklus 6 harian

1. Tungle / Daun
2. Aryang / Manusia
3. Wurukung/ Hewan
4. Paningron / Mina/Ikan
5. Uwas / Peksi/Burung
6. Mawulu / Taru/Benih.

3. Saptawara – Padinan, Perhitungan hari dengan siklus 7 harian :

1. Minggu / Radite
2. Senen / Soma
3. Selasa / Anggara
4. Rebo / Budha
5. Kemis / Respati
6. Jemuwah / Sukra
7. Setu / Tumpak/Saniscara

4. Hastawara – Padewan, Perhitungan hari dengan siklus 8 harian :

1. Sri
2. Indra
3. Guru
4. Yama
5. Rudra
6. Brama
7. Kala
8. Uma

5. Sangawara – Padangon, Perhitungan hari dengan siklus 9 harian :

1. Dangu / Batu
2. Jagur / Harimau
3. Gigis / Bumi
4. Kerangan / Matahari
5. Nohan / Rembulan
6. Wogan / Ulat
7. Tulus / Air
8. Wurung / Api
9. Dadi / Kayu


6. Wuku, Perhitungan hari dengan siklus mingguan dari 30 wuku :

1. Sinta........11. Galungan........21. Maktal
2. Landhep......12. kuningan........22. Wuye
3. Wukir........13. Langkir.........23. Manahil
4. Kurantil.....14. Mandhasiya......24. Prangbakat
5. Tolu.........15. Julungpujud.....25. Bala
6. Gumbreg......16. Pahang..........26. Wugu
7. Warigalit....17. Kuruwelut.......27. Wayang
8. Warigagung...18. Marakeh.........28. Kulawu
9. Julungwangi..19. Tambir..........29. Dhukut
10. Sungsang....20. Medhangkungan...30 Watugunung

7. Sasi Jawa – ada 12 :

1. Sura.........5. Jumadilawal...9. Poso
2. Sapar........6. Jumadilakhir..10. Sawal
3. Mulud........7. Rejeb.........11. Dulkangidah
4. Bakdomulud...8. Ruwah.........12. Besar

8. Tahun Jawa – ada 8 :

1. Alip........4. Je....7. Wawu
2. Ehe.........5. Dal...8. Jimakir
3. Jimawal.....6. Be

9. Windu – umurnya 8 tahun :

1. Adi / Linuwih
2. Kuntara / Ulah
3. Sengara / Panjir
4. Sancaya / Sarawungan

10. Lambang – umurnya 8 tahun jumlahnya ada 2 :

1. Lambang Langkir
2. Lambang Kulawu.

11. Kurup – umurnya 15 windu atau 120 tahun, ada 7 kurup (menurut tanggal 1 Suro tahun Alip) :

1. Senen /Isananiyah....5. Jemuah / Jamngiyah
2. Selasa Salasiyah.....6. Setu / Sabtiyah
3. Rebo / Arbangiyah....7. Akad / akdiyah
4. Kemis / Kamsiyah

12. Mangsa- jumlahnya 12 :

1. Kasa / Kartika
2. Karo / Pusa
3. Katiga / Manggasri
4. Kapat / Setra
5. Kalima / Manggala
6. Kanem / Maya
7. Kapitu / Palguna
8. Kawolu / Wisaka
9. Kasanga / Jita
10. Kasepuluh / Srawana
11. Kasewelas / Sadha
12. Karolas / Asuji

Sistim Penanggalan Jawa disebut juga Penanggalan Jawa Candrasangkala atau perhitungan penanggalan bedasarkan peredaran Bulan mengitari Bumi. Petungan penanggalan Jawa sudah dicocokkan dengan penanggalan Hijriah.
namun demikian pencocokkan ini bukanlah menjiplak sepenuhnya juga memperhunakan perhitungan yang rumit oleh para leluluhur kita.
Ada perbedaan yang hakiki antara sistim perhitungan penanggalan Jawa dengan penanggalan Hijriah, perbedaan yang nyata adalah pada saat penetapan pergantian hari ketika pergantian sasi/bulan.
Candrasangkala Jawa menetapkan bahwa pergantian hari ketika pergantian sasi waktunya adalah tetap yaitu pada saat matahari terbenam (surup – antara pukul 17.00 sampai dengan 18.00), sedangkan pergantian hari ketika pergantian sasi/bulan pada penanggalan Hijriah ditentukan melalui Hilal dan Rukyat.

Mencari hari baik

Dalam melakukan hajat perkawinan, mendirikan rumah, bepergian dan sebagainya. Kebanyakan orang jawa dahulu, mendasarkan atas hari yang berjumlah 7(senin-minggu) dan pasaran yang jumlahnya ada 5, tiap hari tentu ada rangkapannya pasaran, jelasnya : tiap hari tentu jatuh pada pasaran tertentu.

Menurut peritungan Jawa pada umumnya dikenal 7 hari yang masing-masing mempunyai jumlah berlainan;
•Akad (Minggu) jumlah naptu 5
•Senen (Senin) jumlah naptu 4
•Selasa (selasa)jumlah naptu 3
•Rebo (Rabu) jumlah naptu 7
•Kemis (Kamis) jumlah naptu 8
•Jumuah (Jum'at)jumlah naptu 6
•Setu (Sabtu) jumlah naptu 9

Selain hari, orang Jawa juga sangat percaya adanya watak yang diakibatkan dari pengaruh Dasaran. dikenal adanya 5 pasaran yaitu

•Kliwon jumlah naptunya 8
•Legi jumlah naptunya 5
•Pahing jumlah naptunya 9
•Pon jumlah naptunya 7
•Wage jumlah naptunya 4

Neptu hari atau pasaran kelahiran untuk perkawinan

Hari dan pasaran dari kelahiran dua calon temanten yaitu anak perempuan dan anak lelaki masing-masing dijumlahkan dahulu, kemudian masing masing dibuang (dikurangi) sembilan.

Misalnya :

Kelahiran anak perempuan adalah hari Jumat (neptu 6) wage (neptu 4) jumlah 10, dibuang 9 sisa 1
Sedangkan kelahiran anak laki-laki ahad (neptu 5) legi (neptu 5) jumlah 10 dikurangi 9 sisa 1.
Menurut perhitungan dan berdasarkan sisa diatas maka perhitungan seperti dibawah ini:

Apabila sisa:

1 dan 4 : banyak celakanya
1 dan 5 :bisa
1 dan 6 : jauh sandang pangannya
1 dan 7 : banyak musuh
1 dan 8 : sengsara
1 dan 9 : menjadi perlindungan
2 dan 2 : selamat, banyak rejekinya
2 dan 3 : salah seorang cepat wafat
2 dan 4 : banyak godanya
2 dan 5 : banyak celakanya
2 dan 6 : cepat kaya
2 dan 7 : anaknya banyak yang mati
2 dan 8 : dekat rejekinya
2 dan 9 : banyak rejekinya
3 dan 3 : melarat
3 dan 4 : banyak celakanya
3 dan 5 : cepat berpisah
3 dan 6 : mandapat kebahagiaan
3 dan 7 : banyak celakanya
3 dan 8 : salah seorang cepat wafat
3 dan 9 : banyak rejeki
4 dan 4 : sering sakit
4 dan 5 : banyak godanya
4 dan 6 : banyak rejekinya
4 dan 7 : melarat
4 dan 8 : banyak halangannya
4 dan 9 : salah seorang kalah
5 dan 5 : tulus kebahagiaannya
5 dan 6 : dekat rejekinya
5 dan 7 : tulus sandang pangannya
5 dan 8 : banyak bahayanya
5 dan 9 : dekat sandang pangannya
6 dan 6 : besar celakanya
6 dan 7 : rukun
6 dan 8 : banyak musuh
6 dan 9 : sengsara
7 dan 7 : dihukum oleh istrinya
7 dan 8 : celaka karena diri sendiri
7 dan 9 : tulus perkawinannya
8 dan 8 : dikasihi orang
8 dan 9 : banyak celakanya
9 dan 9 : liar rejekinya

Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, ditambah neptu pasaran hari perkawinan dan tanggal (bulan Jawa) semuanya dijumlahkan kemudian dikurangi/ dibuang masing tiga, apabila masih sisa :

1 = berarti tidak baik, lekas berpisah hidup atau mati
2 = berarti baik, hidup rukun, sentosa dan dihormati
3 = berarti tidak baik, rumah tangganya hancur berantakan dan kedua-duanya bisa mati.

Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, dijumlah kemudian dikurangi / dibuang empat-empat apabila sisanya :

1 = Getho, jarang anaknya,
2 = Gembi, banyak anak,
3 = Sri banyak rejeki,
4 = Punggel, salah satu akan mati

Hari kelahiran mempelai laki-laki dan mempelai wanita, apabila :

Ahad dan Ahad, sering sakit
Ahad dan Senin, banyak sakit
Ahad dan Selasa, miskin
Ahad dan Rebo, selamat
Ahad dan Kamis, cekcok
Ahad dan Jumat, selamat
Ahad dan Sabtu, miskin

Senen dan Senen, tidak baik
Senen dan Selasa, selamat
Senen dan Rebo, anaknya perempuan
Senen dan Kamis, disayangi
Senen dan Jumat, selamat
Senen dan Sabtu, direstui

Selasa dan Selasa, tidak baik
Selasa dan Rebo, kaya
Selasa dan Kamis, kaya
Selasa dan Jumat, bercerai
Selasa dan Sabtu, sering sakit
Rebo dan Rebo, tidak baik
Rebo dan Kamis, selamat
Rebo dan Jumat, selamat
Rebo dan Sabtu, baik

Kamis dan Kamis, selamat
Kamis dan Jumat, selamat
Kamis dan Sabtu, celaka

Jumat dan Jumat, miskin
Jumat dan Sabtu celaka

Sabtu dan Sabtu, tidak baik


HARI-HARI UNTUK MANTU DAN IJAB PENGANTIN

(baik buruknya bulan untuk mantu):

1. Bulan Jw. Suro : Bertengkar dan menemui kerusakan (jangan dipakai)
2. Bulan Jw. Sapar : kekurangan, banyak hutang (boleh dipakai)
3. Bulan Jw Mulud : lemah, mati salah seorang (jangan dipakai)
4. Bulan jw. Bakdamulud : diomongkan jelek (boleh dipakai)
5. Bulan Jw. Bakdajumadilawal : sering kehilangan, banyak musuh (boleh dipakai)
6. Bulan Jw. Jumadilakhir : kaya akan mas dan perak
7. Bulan Rejeb : banyak kawan selamat
8. Bulan Jw. Ruwah : selamat
9. Bulan puasa : banyak bencananya (jangan dipakai)
10. Bulan Jw. Syawal : sedikit rejekinya, banyak hutang (boleh dipakai)
11. Bulan Jw. Dulkaidah : kekurangan, sakit-sakitan, bertengkar dengan teman (jangan dipakai)
12. Bulan Jw. Besar : senang dan selamat

BULAN TANPA ANGGARA KASIH

Hari anggara kasih adalah selasa kliwon, disebut hari angker sebab hari itu adalah permulaan masa wuku. Menurut adat Jawa malamnya (senin malam menghadap) anggara kasih orang bersemedi, mengumpulkna kekuatan batin untuk kesaktian dan kejayaan. Siang harinya (selasa kliwon) memelihara, membersihkan pusaka wesi aji, empu mulai membikin keris dalam majemur wayang.

Bulan – bulan anggoro kasih tidak digunakan untuk mati, hajat-hajat lainnya dan apa saja yang diangggap penting.

Adapun bulan-bulan tanpa anggara kasih adalah:

1. dalam tahun Alib bulan 2 : Jumadilakhir dan besar
2. dalam tahun ehe bulanl 2 dan : jumadilakhir
3. dalam tahun jimawal bulan 2 : Suro dan rejeb
4. dalam tahun Je bulan 2 : Sapar
5. dalam tahun Dal bulan 2 : yaitu sapar dan puasa
6. dalam tahun Be bulan 2 : mulud dan syawan
7. dalam tahun wawu bulan 2 : Bakdomulud/syawal
8. dalam tahuin Jimakir bulan 2 : Jumadilawal dan Dulkaidkah

SAAT TATAL

Saat tatal dibawah ini untuk memilih waktu yang baik untuk mantu juga untuk pindah rumah, berpergian jauh dan memulai apa saja yang dianggap penting.

Ketentuan saat itu jatuh pada pasaran (tidak pada harinya ) :

1. pasaran legi : mulai jam 06.00 nasehet.mulai jam 08.24 Rejeki : mulai jam 25.36 rejeki mulai dri jam 10 48 selamat, mulai jam 13.12 pangkalan atau (halangan) mulai jam 15.36 pacak wesi
2. pasaran pahing : mulai jam 06.00 rejeki, jam 08.24 selamat, jam 10.48 pangkalan, jam 13.12 pacak wesi, jam 15.36 nasehat.
3. pasaran pon : mulai jam 06.00 selamat, jam 08.24 pangkalan, jam 10.48 pacak wesi, jam 13.12 nasehat, jam 15.36 rejeki
4. pasaran wage mulai jam 06.00 pangkalan, jam 08.24 pacak wesi, jam 13.12 nasehat jam 15.36 selamat.
5. pasaran kliwon, mulai jam 06.00 pacak wesi, jam 08.24 nasehat, jam 10.48 rejeki, jam 13-12 selamat jam 13.36 pangkalan.

HARI PASARAN UNTUK PERKAWINAN

Neptu dan hari pasaran dijumlah kemudian dikurangi/dibuang enam-enam apabila tersisa:

1 jatuh, mati, (tidak baik) asalnya bumi
2 jatuh, jodoh (baik) asalnya jodoh dengan langit
3 jatuh , selamat atau baik asalnya barat
4 jatuh, cerai atau tidak baik asalnya timur
5 jatuh, prihatin (tidak baik) asalnya selatan
6 jatuh, mati besan (tidak baik) asalnya utara


Dalam berdagang orang jawa mempunyai petungan (prediksi) khusus untuk mencapai sukses atau mendapatkan angsar (pengaruh nasib) yang baik, sehingga menjadikan rezekinya mudah. Diantaranya petungan tersebut sebagai berikut :

Dalam “kitab primbon” (pustaka kejawen) terdapat berbagai cara dan keyakinan turun-temurun yang harus dilakukan orang yang akan melakukan kegiatan usaha perdagangan. Untuk memulai suatu usaha perdagangan orang jawa perlu memilih hari baik, diyakini bahwa berawal dari hari baik perjalanan usahapun akan membuahkan hasil maksimal, terhindar dari kegagalan.

Menurut pakar ilmu kejawen abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta, Ki KRM TB Djoko MP Hamidjoyo BA bahwa berdasarkan realita supranatural, menyiasati kegagalan manusia dalam usaha perlu diperhatikan. Prediksi menurut primbon perlu diperhatikan meski tidak sepenuhnya diyakini. Menurut Kitab Tafsir Jawi, dina pitu pasaran lima masing-masing hari dan pasaran karakter baik. Jika hari dan pasaran tersebut menyatu, tidak secara otomatis menghasilkan karakter baik. Demikian juga dengan bulan suku, mangsa, tahun dan windu, masing-masing memiliki karakter baik kalau bertepatan dengan hari atau pasaran tertentu.

Golek dina becik (mencari hari yang baik) untuk memulai usaha dagang pada hakekatnya adalah mencari perpaduan hari, pasaran, tahun, windu dan mangsa yang menghasilkan penyatuan karakter baik. Misalnya pada hari rebo legi mangsa kasanga tahun jimakir windu adi merupakan penyatuan anasir waktu yang menghasilkan karakter baik.

Setiap karya akan berhasil sesuai dengan kodrat, jika dilakukan dalam kondisi waktu yang netral dari pencemaran, sengkala maupun sukerta. Manusia diberi kesempatan oleh Tuhan untuk beriktiar menanggulangi sukerta dan sengkala dengan melakukan wiradat. Misalnya dengan ruwatan atau dengan ajian rajah kalacakra, sehingga kejadian buruk tidak menjadi kenyataan.

Orang yang akan membuka usaha pun dapat melakukan upaya sendiri pada malam hari sebelum memulai usaha, yaitu berdoa mendasari doa kepada Tuhan sambil mengucapkan mantera rajah kalacakra Salam, salam, salam Yamaraja jaramaya, yamarani niramaya, yasilapa palasiya, yamidora radomiya, yamidasa sadamiya, yadayuda dayudaya, yasilaca silacaya, yasihama mahasiya. Kemudian menutup dengan mantera Allah Ya Suci Ya Salam sebanyak 11 kali.

Untuk usaha perdagangan orang jawa yang masih percaya pada petung, akan menggunakannya baik untuk menentukan jenis barang maupun tempat berdagang dan sebagainya. Petung tersebut didasarkan weton (kelahiran dari yang bersangkutan)

Peluang merupakan filsafat kosmosentris bahwa manusia dan alam tidak dapat dipisahkan. Manusia merupakan bagian dari alam semesta sehingga geraknya tidak dapat lepas dari gerak alam, sebagaimana waktu dan arah mata angin.

Orang jawa mempunyai keyakinan bahwa saat dilahirkan manusia tidak sendirian karena disertai dengan segala perlengkapannya. Perlengkapan itu merupakan sarana untuk bekal hidup dikemudian hari, yaitu bakat dan jenis pekerjaan yang cocok. Di dalam ilmu kejawen kelengkapan itu dapat dicari dengan petung hari lahir, pasaran, jam, wuku tahun dan windu.

Menurut Usman petung sekedar klenik atau gugon tuhon melainkan merupakan hasil analisa dari orang-orang jawa pada masanya. Hasil analisa itu ditulis dalam bentuk primbon. Dengan petungan jawa, orang dapat membuat suatu analisa tentang anak yang baru lahir berdasarkan waktu kelahirannya. Misalnya anak akan berhasil jika menjadi wartawan, atau sukses jika menjadi pedagang.

Petung yang demikian itu juga digunakan di dalam dunia perdagangan. Orang jawa masih mempercayainya, akan menggunakan petung dengan cermat. Dari menentukan jenis dagangan waktu mulai berdagang diperhitungkan. Semua sudah ada ketentuannya berdasar waktu kelahiran yang bersangkutan.

Penerapan petung untuk usaha perdagangan akan menambah kemungkinan dan percaya diri untuk meraih sukses. Kepercayaan diri akan membuat lebih tepat dalam mengambil keputusan. Prediksi menurut petung di dalam perdagangan bukan hanya ada pada budaya orang jawa saja. Dalam budaya Cina misalnya, hingga kini perhitungan itu masih berperan besar, sekali pun pengusaha Cina itu sudah menjadi konglomerat.

Di Cina petung itu ada dalam Kitab Pek Ji atau Pak Che (delapan angka) yang juga berdasarkan kelahiran seseorang, yaitu tahun kelahiran memiliki nilai 2, bulan nilai 2, hari memiliki nilai 2 dan jam kelahiran nilai 2.

Meskipun orang lahir bersamaan waktu, rezeki yang diperoleh tidak sama karena yang satu menggunakan petung sedangkan yang lainnya tidak.

Banyak pula orang yang tidak mempercayai petung. Mereka menganggapnya klenik atau tahayul. Mereka berpendapat dengan rasionya dapat manipulasi alam. Anggapan demikian belum pas, meskipun manusia dapat merekayasa, alam ternyata akan berjalan sesuai dengan mekanismenya sendiri

Untuk perhitungan mendirikan / pindahan rumah

A. Pertama-tama yg diperhitungakan adalah Bulan Jawa, yaitu :

1. Bulan Sura = tidak baik
2. Bulan Sapar = tidak baik
3. Bulan Mulud (Rabingulawal) = tidak baik
4. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir) = baik
5. Bulan Jumadilawal = tidak baik
6. Bulan Jumadilakir = kurang baik
7. Bulan Rejeb = tidak baik
8. Bulan Ruwah (Sakban) = baik
9. Bulan Pasa (Ramelan) = tidak baik
10. Bulan Sawal = sangat tidak baik
11. Bulan Dulkaidah = cukup baik
12. Besar = sangat baik

Berdasarkan perhitungan diatas, bulan yg baik adalah : Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah, dan Besar.

B. Langkah kedua yaitu menghitung jumlah hari dan pasaran dari suami serta istri.

1. Suami = 29 Agustus 1973
- Rabu = 7
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 15

2. Istri = 21 Desember 1976
- Selasa = 3
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 11

Jumlah Neptu Suami + Istri = 15 + 11 = 36

C. Langkah ketiga, menghitung Pancasuda.

Jumlah ((Neptu suami + Neptu Istri + Hari Pindahan/Pendirian Rumah) : 5). Bila selisihnya 3, 2, atau 1 itu sangat baik. Cara ini disebut PANCASUDA.

PANCASUDA :

1. Sri = Rejeki Melimpah
2. Lungguh = Mendapat Derajat
3. Gedhong = Kaya Harta Benda
4. Lara = Sakit-Sakitan
5. Pati = Mati dalam arti Luas

Lalu mengurutkan angka hari pasaran mulai dari jumlah yang paling kecil yaitu (selasa (3) + wage (4) = 7), hingga sampai jumlah yang paling besar yaitu (Sabtu (9) + Pahing (9) = 18.

7 + 36 = 43 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
8 + 36 = 44 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
9 + 36 = 45 : 5 sisa 5 (yg habis dibagi 5 dianggap sisa 5) = Jelek Sekali
10 + 36 = 46 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
11 + 36 = 47 : 5 sisa 2 = Baik
12 + 36 = 48 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
13 + 36 = 49 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
14 + 36 = 50 : 5 sisa 5 = Jelek Sekali
15 + 36 = 51 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
16 + 36 = 52 : 5 sisa 2 = Baik
17 + 36 = 53 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
18 + 36 = 54 : 5 sisa 4 = Tidak Baik

Dari paparan tersebut diketahui hari baik untuk mendirikan rumah tinggal, khusus bagi pasangan suami–istri yang hari-pasaran-lahir keduanya berjumlah 36 adalah :

Terbaik 1 :
a. hari-pasaran berjumlah 10 ( Selasa Pon, Jumat Wage dan Minggu Legi)
b. hari-pasaran berjumlah 15 (Rabu Kliwon, Kamis Pon dan Jumat Pahing)

Terbaik 2 :
a. hari-pasaran berjumlah 11 (Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage dan Jumat legi)
b. hari-pasaran berjumlah 16 (Rabu Pahing, Kamis Kliwon dan Sabtu Pon)

Terbaik 3 :
a. hari-pasaran berjumlah 7 (Selasa Wage)
b. hari-pasaran berjumlah 12 (Senin Kliwon, Selasa Pahing, Rabu Legi, Kamis Wage dan Minggu Pon)
c. hari-pasaran berjumlah 17 (Kamis Pahing dan Sabtu Kliwon)
D. Selanjutnya pilih salah satu dari 21 hari baik yang berada dalam bulan Bulan Bakdamulud, Bulan Ruwah, Bulan Dulkaidah dan Bulan Besar,

yaitu:

1. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir)
Bulan baik untuk mendirikan sesuatu termasuk rumah tinggal. Keluarga yang bersangkutan mendapat wahyu keberuntungan, apa yang diinginkan terlaksana, cita-citanya tercapai, selalu menang dalam menghadapi perkara, berhasil dalam bercocok-tanam, berkelimpahan emas dan uang, mendapat doa restu Nabi, dan lindungan dari Allah.
2. Bulan Ruwah (Sakban)
Bulan baik untuk mendirikan rumah tinggal. Rejeki melimpah dan halal, disegani, dihormati dan disenangi orang banyak, mendapat doa Rasul.
3. Bulan Dulkaidah
Cukup baik, dicintai anak istri, para orang tua, saudara, dan handaitaulan. Dalam hal bercocok-tanam lumayan hasilnya. Banyak rejeki dan cukup uang. Keadaan keluarga harmonis, tentram, damai dan mendapatkan doa dari Rasul.
4. Bulan Besar.
Baik, banyak mendapat rejeki, berkelimpahan harta-benda dan uang. Anggota keluarga yang berdiam di areal rumah-tinggalnya yang dibangun pada bulan Besar merasakan ketentraman lair batin, serta dihormati.

Terbaik 1 :
1. Selasa Pon,
2. Jumat Wage,
3. Minggu Legi,
4. Rabu Kliwon,
5. Kamis Pon,
6. Jumat Pahing,

Terbaik 2 :
7. Senin Pon,
8. Selasa Kliwon,
9. Rabu Wage,
10. Jumat legi,
11. Rabu Pahing,
12. Kamis Kliwon,
13. Sabtu Pon,

Terbaik 3 :
14. Selasa Wage,
15. Senin Kliwon,
16. Selasa Pahing,
17. Rabu Legi,
18. Kamis Wage,
19. Minggu Pon,
20. Kamis Pahing,
21. Sabtu Kliwon,

Contoh : Jum’at Pahing
- 20 April 2007
- 07 September 2007
- 21 Desember 2007

Dalam astrologi Jawa juga dikenal adanya bintang, yang biasa disebut Wuku; ada 30 wuku yang masing-masing mempunyai Dewa (Betara) pelindung (yang kemudian sering dijadikan simbol dari wuku tersebut, seperti misalnya dalam zodiak Sagitarius disimbolkan manusia dengan badan kuda sedang memanah), hari baik, hari sial, dan watak serta bakat sendiri-sendiri. Ke 30 wuku tersebut adalah sebagai berikut:

1 . Sinta dewa pelindung Dewa Betara Jamadipati
2. Landep dewa pelindung Dewa Betara Mahadewa
3. Wukir dewa pelindung Dewa Betara Mahajekti
4. Kurantil dewa pelindung Dewa Betara Langsur
5. Tolu dewa pelindung Dewa Betara Baju
6. Gumbreg dewa pelindung Dewa Betara Tjandra
7. Warigalit dewa.pelindung Dewa Betara Asmara
8. Warigagung dewa pelindung Dewa Betara Maharesi
9. Djulungwangi dewa pelindung Dewa Betara Sambu
10. Sungsang dewa pelindung Dewa Betara Gana
11. Galungan dewa pelindung Dewa Betara Kamadjaja
12. Kuningan dewa pelindung Dewa Betara Indera
13. Langkir dewa pelindung Dewa Betara Kala
14. Mandasija dewa pelindung Dewa Betara Brama
15. Djulungpudjud dewa pelindung Dewa Betara Guritna
16. Pahang dewa pelindung Dewa Betara Tantra
17. Kuruwelut dewa pelindung Dewa Betara Wisnu
18. Marakeh dewa pelindung Dewa Betara Surenggana
19. Tambir dewa pelindung Dewa Betara Siwah
20. Medangkungan dewa pelindung Dewa Betara Basuki
21. Maktal dewa pelindung Dewa Betara Sakri
22. Wuje dewa pelindung Dewa Betara Kuwera
23. Manahil dewa pelindung Dewa Betara Tjitragotra
24. Prangbakat dewa pelindung Dewa Betara Bisma
25. Bala dewa pelindung Dewa Betari Durga
26. Wugu dewa pelindung Dewa Betara Singdjalma
27. Wajang dewa pelindung Dewa Betari Sri
28. Kuwalu dewa pelindung Dewa Betara Sadana
29. Dukut dewa pelindung Dewa Betara Sakri
30. Watugunung dewa pelindung Dewa Betara Anantaboga

Dalam memperhitungkan perjodohan seorang harus menghitung jumlah naptu dari hari pasaran kedua calon pengantin tersebut. Menurut kepercayaan di jawa, apabila naptu dari dua orang yang akan dijodohkan berjumlah 25 maka hubungan kedua belah tersebut tidak bisa dilanjutkan. Hal ini disebabkan 25 apabila dikurangi 24 tinggal satu (1) angka I ini tidak bisa dibagi dua (perkawinan melibatkan dua orang). Angka 24 ini diambil dari angka 3 dikalikan 8, jadi pada pokoknya angka yang paling dihindari adalah tiga (3). Angka tiga dianggap angka sial, karena angka ini adalah angka pati, tali yang mengikat orang mati (Jawa=Pocongan) berjumlah tiga, jumlah tali itulah yang kemudian dianggap sebagai jumlah angka yang membawa sial. Dan nampaknya orang Jawa pada umumnya masih sangat mempercayai perhitungan ini.
Selain perhitungan jumlah hari pasaran, perkawinan pada masa lalu juga mempunyai pantangan tertentu, seseorang tidak boleh menikah dengan orang yang RUBUH KARANG yaitu:
- Orang yang tinggal saling berhadapan
- Orang yang tinggal saling membelakangi (ketemu punggung)
- Orang yang tinggal tepat bersebelahan di kanan kiri

Demikian keterangannya, semoga bermanfa’at...